Jaga Pola Gaya Hidup Sehat Anda penikmat sajian daging merah? Penelitian Harvard School of Medicine menunjukkan bahwa konsumsi daging merah setiap hari secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung yang memicu kematian dini.
Menyantap seporsi daging merah, setara dengan 85 gram, setiap hari akan meningkatkan risiko kematian sebesar 18 persen akibat penyakit jantung, dan meningkatkan risiko kematian sebesar 10 persen akibat kanker.
Sementara konsumsi daging olahan, setara dengan dua iris daging asap atau satu hot dog, akan memperbesar risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 21 persen dan akibat kanker sebesar 16 persen.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine ini melibatkan lebih dari 100 ribu responden selama sekitar 28 tahun. Dilakukan dengan menganalisis pola diet dan gaya hidup responden secara berkala.
Penelitian juga menemukan bahwa mengurangi asupan daging merah sekitar 42 gram sehari, atau setara satu steak berukuran besar dalam seminggu, dapat mencegah hampir satu dari 10 kasus kematian dini pada pria, dan satu dari 13 kasus pada wanita.
"Mengingat bukti bahwa konsumsi daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kronis dan kematian dini, kita usahakan menyantapnya sesekali saja, bukan menjadikannya menu rutin harian," kata Dr Frank Hu, penulis studi itu, seperti dikutip Telegraph.
Lemak Jenuh
Frank Hu merekomendasikan masyarakat agar tak mengonsumsi daging merah melebihi 70 gram sehari.
Daging merah mengandung konsentrasi tinggi lemak jenuh. Mengganti daging merah dengan unggas, ikan atau sayuran, biji-bijian dan makanan sehat lainnya, akan memotong risiko kematian dini hingga seperlima.
Dr An, penulis utama dari Departemen Nutrisi Harvard, menuliskan, "Kami menemukan bahwa semakin besar konsumsi daging merah, baik yang belum diolah maupaun yang telah diproses, terkait dengan peningkatan risiko kematian."
Dr Carrie Ruxton, dari Meat Advesory Panel, sebuah kelompok dokter dan ilmuwan yang didanai sejumlah industri daging olahan di Inggris, meragukan temuan tersebut. Ia menilai kesimpulan itu hanya berdasar model teoretis yang tak akurat. "Daging merah adalah sumber penting zat besi, dan vitamin D yang penting untuk kesehatan, terutama pada wanita hamil dan bayi."
Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris, mengatakan, "Daging merah dapat menjadi bagian dari diet seimbang. Tapi mereka yang terbiasa makan daging merah dan olahan secara berlebihan harus mempertimbangkan untuk mengurangi secara teratur." Jaga Pola Gaya Hidup Sehat
Read More..
Menyantap seporsi daging merah, setara dengan 85 gram, setiap hari akan meningkatkan risiko kematian sebesar 18 persen akibat penyakit jantung, dan meningkatkan risiko kematian sebesar 10 persen akibat kanker.
Sementara konsumsi daging olahan, setara dengan dua iris daging asap atau satu hot dog, akan memperbesar risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 21 persen dan akibat kanker sebesar 16 persen.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine ini melibatkan lebih dari 100 ribu responden selama sekitar 28 tahun. Dilakukan dengan menganalisis pola diet dan gaya hidup responden secara berkala.
Penelitian juga menemukan bahwa mengurangi asupan daging merah sekitar 42 gram sehari, atau setara satu steak berukuran besar dalam seminggu, dapat mencegah hampir satu dari 10 kasus kematian dini pada pria, dan satu dari 13 kasus pada wanita.
"Mengingat bukti bahwa konsumsi daging merah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kronis dan kematian dini, kita usahakan menyantapnya sesekali saja, bukan menjadikannya menu rutin harian," kata Dr Frank Hu, penulis studi itu, seperti dikutip Telegraph.
Lemak Jenuh
Frank Hu merekomendasikan masyarakat agar tak mengonsumsi daging merah melebihi 70 gram sehari.
Daging merah mengandung konsentrasi tinggi lemak jenuh. Mengganti daging merah dengan unggas, ikan atau sayuran, biji-bijian dan makanan sehat lainnya, akan memotong risiko kematian dini hingga seperlima.
Dr An, penulis utama dari Departemen Nutrisi Harvard, menuliskan, "Kami menemukan bahwa semakin besar konsumsi daging merah, baik yang belum diolah maupaun yang telah diproses, terkait dengan peningkatan risiko kematian."
Dr Carrie Ruxton, dari Meat Advesory Panel, sebuah kelompok dokter dan ilmuwan yang didanai sejumlah industri daging olahan di Inggris, meragukan temuan tersebut. Ia menilai kesimpulan itu hanya berdasar model teoretis yang tak akurat. "Daging merah adalah sumber penting zat besi, dan vitamin D yang penting untuk kesehatan, terutama pada wanita hamil dan bayi."
Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris, mengatakan, "Daging merah dapat menjadi bagian dari diet seimbang. Tapi mereka yang terbiasa makan daging merah dan olahan secara berlebihan harus mempertimbangkan untuk mengurangi secara teratur." Jaga Pola Gaya Hidup Sehat